Masih Dzul - Hulaifah rasulullah mengirim intelijen beliau beranama Bisyr bin Sufyan al-Ka'bi untuk mencari informasi tentang Quroisy saat Rasulullah sampai di Rauha yaitu satu wilayah yang jauhnya 73 Km dari madinah Rasulullah mengutus Abu Qotadah Al Anshori dan beberapa sahabat di satu wilayah di Tepi Laut merah bernama Ghaaiqah karena rasulullah mendengar ada beberapa kaum musyrikin yang di khawatirkan menyergap kaum muslimin.

Saat rasulullah sampai di Asfan/usufan kurang lebih 80 Km dari madinah rasulullah bertemu dengan intel yang beliau utus tadi yaitu Bisr bin Sufyan Al- Ka'by lalu Bisr bin sufyan mengatakan " kepada Rasulullah SAW, 'Wahai Rasulullah, orang-orang Quraisy mendengar keberangkatanmu, untuk itu, mereka keluar dengan membawa unta-unta betina yang baru melahirkan anaknya yang teteknya penuh dengan susu [1] lalu berhenti di Dzu Thuwa (Nama sebuah tempat dekat Makkah) Mereka bersumpah kepada Allah bahwa engkau tidak boleh masuk ke tempat mereka untuk selama-lamanya Adapun Khalid bin Walid dengan pasukan berkudanya, mereka ke Kuraul Ghamim' (64 Km dari makkah)

Mendengar informasi tersebut rasulullah mengajak para sahabat nya untuk bermusyawarah rasulullah mengatakan Apakah kalian sependapat jika aku menyerang keluarga - keluarga mereka yang membantu Qurosiy yang ingin mengahalan - halangi kita dari dari Ka'bah ?jika mereka datang kepada kita maka Allah telah memotong sebagian kekuatan kaum musyrikin dan jika tidak kita biarkan mereka di perangi ", Maka abu bakar r.a berkata : wahai rasulullah engkau keluar untuk memakmurkan ka'bah tidak untuk membunuh atau memerangi seorang pun berangkatlah kesana siapa saja yang coba menghalangi maka kita akan memerangi nya lalu rasulullah bersabda " berangkatlah kalian dengan nama Allah. Lalu rasulullah melakukan sholat Khauf untuk pertama kalinya di usfan/asafan saat kuda - kuda perang kaum musyrikin yang di pimpin khalid bin walid mendekati mereka. [2]

Dalam riwayat lain disebutkan rasullah juga mengeluarkan statemen : 'celakalah orang-orang quraisy, sungguh mereka telah dikuasai nafsu berperang. Apa salahnya kalau mereka tidak menghalang-halangiku berhubungan dengan orang-orang arab. Jika orang-orang arab tersebut mengalahkanku, itulah yang mereka harapkan. Jika allah memenangkanku atas mereka, maka mereka masuk islam. Jika mereka tidak masuk islam, mereka berperang, toh mereka mempunyai kekuatan. Demi allah, orang-orang quraisy jangan salah sangka, sesungguhnya aku tidak pernah berhenti memperjuangkan apa yang aku bawa dari Allah hingga dia memenangkannya atau aku mati karenanya'. Beliau bersabda lagi, 'siapa yang bisa berjalan dengan kita di jalan lain yang tidak mereka lalui?".

Sesorang dari Bani Aslam berkata, 'Aku, wahai Rasulullah'. Orang tersebut berjalan bersama kaum muslimin melewati jalan yang penuh dengan pohon hingga sulit dilalui di antara jalan-jalan menuju gunung. Ketika mereka keluar dari jalan tersebut dalam keadaan lelah dan tiba di tanah datar di ujung lembah, Rasulullah bersabda, 'Katakanlah, 'Kami meminta ampunan kepada Allah dan bertaubat kepadaNya'. Mereka mengucapkan perkataan tersebut. Rasulullah bersabda lagi, 'Demi Allah, itulah perkatan yang dulu ditawarkan kepada Bani Israel, namun mereka tidak mau mengucapkannya'.

"Maka Rasulullah memberi instruksi kepada kaum muslimin dengan bersabda, 'Hendaklah kalian mengambil jalan arah kanan melewati Al-Hamdhu, jalan yang tembus ke Tsaniyyatul Mirar, tempat pemberhentian di al-Hudaibiyah, dari arah bawah Makkah.

Rombongan pun berjalan melewati jalan tersebut. Ketika pasukan berkuda Quraisy melihat kepulan debu dari jalan yang berlainan dengan jalan mereka yang mereka lalui, mereka pulang kepada orang-orang Quraisy. Di sisi lain, Rasulullah terus berjalan dan ketika berjalan di Tsaniyyatul Mirar, tiba-tiba unta beliau berhenti dan orang-orang pun berkata, 'Unta ini mogok jalan'. Rasulullah bersabda, 'Unta ini tidak mogok jalan dan itu bukan tabiatnya, namun ia ditahan oleh Allah yang menahan gajah dari Makkah (pasukan Abrahah). Jika hari ini orang-orang Quraisy mengajakku menyambung hubungan kekerabatan, aku menyetujuinya'. Beliau bersabda lagi, 'Berhentilah kalian'. Salah seorang sahabat berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, di lembah ini tidak ada mata air. Jadi, kita tidak usah berhenti di sini'.

Rasulullah mengeluarkan panah dari tabung panah dan memberikannya kepada salah seorang dari para sahabat, kemudian ia turun dengan panah tersebut ke salah satu sumur di tempat tersebut dan memasukkan panah ke dalamnya. Air pun keluar hingga tanah di sekitar sumur menjadi basah".

"Budail bin Warqa' Al-Khuzai Negosiator Pertama Kafir Quroisy

"Ketika Rasulullah tengah beristirahat, beliau didatangi Budail bin Warqa' Al-Khuzai bersama beberapa orang dari Khuza'ah. Mereka berbicara dan menanyakan alasan kedatangan beliau ke Makkah. Beliau menjelaskan kepada mereka bahwa beliau datang tidak untuk perang [3], namun untuk mengunjungi Baitullah dan mengagungkannya. Setelah itu, beliau bersabda kepada mereka seperti yang beliau sabdakan kepada Bisyr bin Sufyan. Usai mendapatkan penjelasan beliau, Budail bin Warqa' Al-Khuzai dan anak buahnya pulang ke tempat orang-orang Quraisy dan berkata kepada mereka, 'Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian terlalu cepat bertindak terhadap Muhammad. Sesungguhnya Muhammad datang tidak untuk perang, namun untuk mengunjungi Baitullah. Maka curigailah dan tolaklah mereka dengan kata-kata kasar'. Orang-orang Quraisy berkata, 'Jika ia datang untuk tujuan tersebut dan tidak untuk perang, maka demi Allah ia tidak boleh masuk ke tempat kita dengan kekerasan untuk selama-lamanya dan ia tidak boleh mengungkit-ungkit perang kepada kita'."

"Mikraz bin Hafsh bin Al-Akhyaf Negosiator ke 2 Quroisy"

"Orang-orang Khuza'ah; baik yang muslim atau yang musyrik adalah kolega dekat Rasulullah yang tidak merahasiakan apa saja yang terjadi di Makkah terhadap beliau. Mereka mengutus Mikraz bin Hafsh bin Al-Akhyaf saudara Bani Amir bin Luai kepada Rasulullah. Ketika beliau melihat kedatangannya, beliau bersabda, 'Orang ini pengkhianat' [4]. Ketika Makraz bin Hafsh tiba di tempat beliau dan berbicara dengan beliau, maka beliau bersabda kepadanya seperti yang beliau sabdakan kepada Budail bin Warqa' dan teman-temannya. Setelah itu, Makraz bin Hafsh pulang kepada orang-orang Quraisy dan menceritakan kepada mereka apa yang disabdakan Rasulullah".

3."Al-Hulais bin Alqamah"

"Orang-orang Quraisy mengutus Al-Hulais bin Alqamah atau bin Zabban kepada Rasulullah. Ketika itu, Al-Hulais bin Alqamah adalah pemimpin orang-orang Ahabisy dan warga Bani Al-Harits bin Abdu Manat bin Kinanah. Ketika Rasulullah melihat kedatangannya, beliau bersabda, 'Orang ini berasal dari kaum yang beribadah, oleh karena itu, tempatkan hewan sembelihan (onta) di depannya agar ia bisa melihatnya'. Ketika al-Hulais bin 'Alqamah melihat hewan sembelihan (onta) berdatangan kepadanya dari samping lembah dengan memakai kalung sebagai tanda akan disembelih dan bulu-bulunya telah rusak karena terlalu lama berada di tempat ia akan disembelih, ia segera pulang kepada orang-orang Quraisy dan tidak jadi bertemu dengan Rasulullah karena hormat kepada beliau. Ia ceritakan apa yang dilihatnya kepada orang-orang Quraisy, kemudian orang-orang Quraisy berkata kepadanya, 'Duduklah engkau, karena engkau orang Arab dusun yang bodoh'."
Al-Hulais bin Alqamah marah karena perkataan orang-orang Quraisy. Ia berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, demi Allah, kami bersekutu dan mengikat perjanjian dengan kalian tidak untuk hal ini. Pantaskah orang yang ingin mengagungkan Baitullah itu tidak boleh datang kepadanya?. Demi Dzat yang jiwa Al-Hulais berada di tanganNya, kalian mengizinkan Muhammad mengunjungi Baitullah atau aku membelot dari kalian bersama orang-orang Ahabisy'. Orang-orang Quraisy berkata kepada Al-Hulais bin Alqamah, Tahan dirimu, hai Al-Hulais, hingga kami bisa mengambil apa yang kami ridhai untuk kami'."

Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi utusan 4 Kafir Quroisy

"Kemudian orang-orang Quraisy mengutus Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi untuk pergi kepada Rasulullah. Urwah bin Mas'ud berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, sungguh aku tahu kata-kata kasar dan buruk yang kalian sampaikan kepada orang-orang yang kalian utus untuk menemui Muhammad. Kalian tahu bahwa kalian adalah orang tua sedang aku anak -Urwah adalah anak Subai'ah binti Abdu Syams-. Aku dengar apa yang terjadi pada kalian, mengumpulkan orang-orang dari kaumku yang taat kepadaku, kemudian datang kepada kalian untuk membantu kalian dengan diriku sendiri'. Orang-orang Quraisy berkata, 'Engkau benar. Engkau bukan orang tertuduh di tempat kami'. Setelah itu, Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi berangkat ke tempat Rasulullah. Ketika ia tiba di tempat beliau, ia duduk di depan beliau, kemudian berkata, 'Hai Muhammad, engkau kumpulkan orang banyak kemudian membawa mereka kepada keluargamu untuk membunuh mereka?.
Orang-orang Quraisy telah keluar bersama wanita-wanita dan anak-anak mereka dengan memakai kulit-kulit harimau. Mereka bersumpah tidak akan mengizinkanmu masuk ke tempat mereka untuk selama-lamanya. Demi Allah, dengan mereka, sepertinya kami lihat pengikut kalian akan menyingkir darimu besok pagi'. Abu Bakar Ash-Shiddiq yang duduk di belakang Rasulullah berkata, 'Isaplah klentit (clitoris) Lata. Apakah kami akan menyingkir dari beliau?'. Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi berkata, 'Siapa orang ini, hai Muhammad?'. Beliau menjawab, 'Dia putra Abu Quhafah'. Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi berkata, 'Demi Allah, jika aku tidak berutang budi padanya, pasti aku balas ucapannya dengan ucapan yang lebih menyakitkan, namun perkataanku ini sudah cukup'. Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi berusaha memegang Rasulullah sambil berbicara dengan beliau. Al-Mughirah bin Syu'bah yang berdiri di depan Rasu-lullah dengan memegang pedang memukul tangan Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi yang hendak memegang jenggot Rasulullah, sambil berkata, 'Tahan tanganmu dari wajah Rasulullah sebelum pedang ini mengenaimu'. Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi berkata, 'Celakalah engkau, betapa kasarnya engkau!' Rasulullah tersenyum.
Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi berkata kepada beliau, 'Siapa orang ini, hai Muhammad?' Beliau men-jawab, 'Dia anak saudaramu, yaitu Al-Mughirah bin Syu'bah'. Urwah bin Mas'ud berkata, 'Engkau pengkhianat, aku baru saja membersihkan aibmu kemarin. [5]
Sejurus kemudian, Urwah bangkit meninggalkan Rasulullah saw. lalu menyaksikan sendiri apa yang diperbuat para sahabat Rasul saat beliau berwudhu'. Tidak ada setetes pun bekas wudhu beliau kecuali menjadi rebutan para sahabatnya. Tidak ada secercah pun ludah yang beliau keluarkan kecuali menjadi rebutan mereka, dan tak ada seutas pun rambut yang gugur dari kepala beliau kecuali mereka ambil.
Sepulangnya Urwah bin Mas'ud dari lawatannya ini, dia malah berkampanye untuk kepentingan Nabi saw. tanpa ia sadari, bukan memberi semangat kepada orang-orang Quraisy untuk memeranginya. Agaknya, kaum Quraisy maupun Urwah telah kalah dalam menghadapi ketangguhan mental kaum muslimin yang telah menampakkan bermacam-macam kepatuhan, soliditas, maupun disiplin, sehingga membuat Urwah tertegun dan jatuh mental. Urwah berkata : Hai kaum Quroisy aku telah menemui kisra , di kerajaanya ' kaisar di kerajaanya dan najasy di kerajaanya demi Allah aku tidak mpernah melihat raja suatu kaum seperti muhamad di tengah - tengah para sahabatnya , sungguh aku melihat suatu kaum yang tidak akan menyerahkanya pada satu apapun,renungkanlah kemudian padangan kalian ."

Utusan Rasulullah Khirasy bin Umaiyyah

Rasulullah memanggil Khirasy bin Umaiyyah Al-Khuzai dan mengutusnya untuk menemui orang-orang Quraisy. Beliau menyerahkan unta beliau yang bernama Ats-Tsa'lab kepada Khirasy bin Umaiyyah dan menyuruhnya menyampaikan pesan beliau kepada tokoh-tokoh Quraisy. Ketika Khirasy bin Umaiyyah tiba di tempat orang-orang Quraisy, mereka menyembelih unta beliau yang dikendarai Khirasy bin Umaiyyah dan juga bermaksud membunuh Khirasy bin Umaiyyah namun dicegah orang-orang ahabisy. Mereka melepas Khirasy bin Umaiyyah hingga ia tiba kembali di tempat Rasulullah SAW" .

Usaha Sabotase dari Pihak Musuh

Tidak berhasil untuk melakukan negosiasi kepada rasulullah kaum Quraisy berupaya untuk menciptakan perpecahan di pihak kaum muslimin, dilakukannya dengan mengirim pasukan berani mati yang berkekuatan sekitar 40-50 orang, dengan harapan mereka akan dapat menculik beberapa orang sahabat Muhammad saw. untuk dijadikan tawanan atau dibunuh, supaya menciutkan nyali kaum muslimin dan selanjutnya mereka takkan berani menyerang. Tapi apa hasilnya? Ternyata seluruh anggota pasukan itu malah tertangkap oleh kaum muslimin. Muhammad bin Maslamah, komandan pasukan Ribath kaum muslimin, berhasil menundukkan mereka.

[1]. Dalam Arrahiq Al Maktum syafiurrahman Al mubarokfu Dalam Literatur lain di katakan bahwa mereka mengenakan pakaian dari kulit Macan , Artinya mereka siap perang , Kalimat ini bisa di jumpai di kitab- kitab siroh seperti Kelengkapan Tarikh nabi munawar kholil atau Tafsir fidzhilalil Quran bab pembahasana Surah Al - Fath , 

[2] dari Abu Ayyasy Az-Zuraqi yang menceritakan, "Ketika kami bersama-sama Rasulullah Saw. di Asfan, orang-orang musyrik yang di bawah pimpinan Khalid ibnul Walid (yang saat itu belum masuk Islam) datang hendak menyerang kami. Posisi mereka terletak di antara kami dan arah kiblat. Maka Rasulullah Saw. melakukan salat Lohor bersama kami." Mereka (pasukan kaum musyrik) berkata, "Sesungguhnya mereka berada di dalam suatu posisi yang menguntungkan, seandainya saja kita menyerang mereka di saat mereka lengah." Kemudian mereka mengatakan pula, "Sekarang telah tiba saatnya bagi mereka suatu salat yang lebih mereka sukai daripada anak-anak dan diri mereka sendiri." Maka turunlah Malaikat Jibril di antara salat Lohor dan Asar dengan membawa ayat-ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu), lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka. (An-Nisa: 102) Tafsir Ibnu Katsir Hadist Riwayat Imam Ahmad. Melihat perubahan cara shalat itu, Khalid berkata, "Tahulah aku bahwa orang ini ada pembelanya." (

[3] Kata Budail Bin Warqa' Sungguh saat aku meninggalkan kaab bin luhay, mereka siap berangkat ke hudaibiyah dengan membawa pasukan , mereka hendak memerangimu dan menghalangimu memasuki ka'bah Rasulullah menjawab sesungguhnya kami tidak datang untuk memerangi siapapun, kami hanya bermaksud melakukan umrah, rupaya perang telah membutakan Quroisy , jika mereka menghendeka engkau bisa membujuk mereka untuk membukakan jalan bagiku , jika bersedia membiarkan kami memasuki baitullah lewat jalan yang biasa ditempuh , mereka bisa melakukanya , namun jika yang mereka kehendaki hanya perang maka demi dzat yang jiwaku dalam genggama-Nya aku akan meladeni mereka untuk mempertahankan keyakinanku ini hingga kemenangan yang lalu menjadi milik ku atau biarlah Allah menentukan keputusaNya sendiri.
[4] Hebatnya Rasulullah mengetahui tentang satu persatu musuhnya karakter dan Tugasnya , secara kaca mata intelijen ini sungguh luarbiasa , sehingga dari penngetahuan tentang musuh ini rasul dapat menentukan sikap yang tepat dalam menangani masalah yang dihadapinya .
[5] Maksudnya, sebelum al-Mughirah masuk Islam, dia pernah membunuh 13 orang dari Bani Malik. Dalam perseteruan itu, Urwah berbaik hati dengan membayar diyat (denda) dari ketiga belas korban tersebut yang telah dibunuh oleh al-Mughirah.