Selang beberapa waktu, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam kembali mengirim pasukan, tepatnya pada bulan Rabi’ul Awwal di tahun ke-6 dari hijrah. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam mengutus Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi, ia adalah Ukkasyah bin Mihshan bin Hurtsan bin Qais bin Murrah bin Bukair [11] bin Ghanm bin Daudan bin Asad bin Khuzaimah al-Asadi. [12] Ia adalah pemimpin Bani Abdu Syams, mendapat kunyah Abu Mihshan dan merupakan salah seorang sahabat yang mulia lagi terpandang. Ukkasyah juga termasuk dari kalangan sahabat yang pertama masuk islam atau sering disebut as-sabiqunal awalu fil Islam, lalu ikut berhijrah menuju Madinah sehingga ia termasuk dari golongan Muhajirin.
Keutamaan beliau disebutkan di dalam shahihain dari sahabat Ibnu Abbas Radhiallahu A’nhu, tatkala Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menyebutkan 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab, lalu Ukkasyah berseru, “Wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah untukku agar Allah menjadikanku termasuk dari mereka,” lalu Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Emgkau termasuk dari mereka,” lalu berdiri sahabat yang lain dan meminta kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, namun Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam  bersabda, “Dirimu telah didahului oleh Ukkasyah.”
Ukkasyah bin Mihshan Radhiallahu A’nhu syahid pada peperangan melawan murtadin di masa pemerintahan Abu Bakar as-Sidiq, ia terbunuh di tangan Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi. [13]
Di bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-6 H, Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi Radhiallahu A’nhu bersama dengan empat puluh perajurit mengadakan ekspedisi menuju Ghamr [14], guna menyerang parkampungan Bani Asad, [15] karena mereka selalu berbuat yang tidak baik terhadap kaum muslimin dan di antara mereka kerap kali menyakiti hati kaum muslimin yang sedang berjalan melewati daerah kabilah mereka.
Pergilah Ukkasyah beserta rombongan menuju lokasi, namun ternyata penduduk setempat sudah mengetahui akan adanya penyerangan, sehingga mereka semua kabur menyelamatkan diri sebelum pasukan kaum muslimin datang.
Setelah rombongan datang di Ghamr Marzuq, [16] mereka bergegas turun memasuki perkampungan Bani Asad, namun sayang rambongan hanya melihat perkampungan mereka yang telah kosong dari penghuni akibat ditinggal menyelamatkan diri. Pasukan menemukan banyak harta di desa yang ditinggal dan juga mendapati seorang yang sedang tertidur, lalu ditawanlah seorang tersebut serta diberi jaminan keamanan dengan syarat menunjukkan letak penyimpanan harta milik kaumnya. Lalu pasukan membebaskan laki-laki tersebut setelah ia menunjukkan kepada pasukan tempat penyimpanannya. [17]
Ekspedisi kali ini pasukan mendapatkan  ghanimah berupa seratus ekor unta [18], ada juga yang menyebutkan dua ratus ekor unta. [19] Setelah selesai segala urusan, pasukan kembali kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam dengan membawa banyak hewan ternak dan tidak terjadi peperangan pada ekspedisi kali ini. [20]

-----------------------------------------------------
[11] Di dalam Usudul Ghabah, juz. 4, hlm. 564 disebutkan nasab setelah Murrah adalah Katsir.
[12] Lihat Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Ishabah (Beirut : Daar al-Kutub al-Alamiyah, 1995 M), juz. 4, hlm. 440
[13] Ibid. dan lihat Ibnu al-Atsir, Usudul Ghabah, juz. 4, hlm. 564
[14] Salah satu mata air milik kaum Bani Asad, perjalanan dari Faid (jalan menuju Makkah) ke Ghamr mencapai waktu lebih dari dua malam.
[15] Kaum yang tinggal di antara Hijaz dan sungai Furrat di Irak.
[16] Salah satu dusun di kabilah Bani Asad.
[17] Lihat KH. Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh (Jakarta : Gema Insani, 2001 M), juz. 2, hlm. 310
[18] Ibid.
[19] Lihat Muhammad Ridho, Muhammad Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam, hlm. 289
[20] Ibid.