Pada wakru zuhur, pada hari Rasullullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam kembali ke Madinah dan saat itu beliau sedang mandi di  rumah  Ummu  Salamah, Jibril mendatangi beliau seraya berkata, "Mengapa engkau letakkan senjata? Sesungguhnya para malaikat tidak Pernah meletakkan senjatanya. Selagi kini engkau sudah pulang, maka sampaikan permintaan kepada orang- orang, lalu bangkitlah dengan orang-orang yang bersamamu  ke  Bani  Quraizhah. Aku akan berangkat di depanmu. Akan kuguncang benteng mereka dan kususupkan ketakutan ke dalam hati mereka." Maka Jibril pergi di di iringi  para malaikat.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam memerintahkan seorang mu'adzin agar berseru kepada orang -orang, "Siapa yang tunduk dan patuh, maka janganlah sekali-kali mendirikan shalat ashar kecuali di Bani Quraizhah. "
Madinah diserahkan kepada Ibnu Ummi Maktum. Bendera diserahtan kepada Ali bin Abu Thalib dan menyuruhnya agar lebin dahulu  berangkat ke  Bani Quraizhah. Setiba di dekat benteng mereka, dia mendengar suara-suara sumbang dan ejekan yang ditujukan kepada diri beliau.
Beliau pergi  di iringi Muhajirin dan Anshar, hingga tiba di salah satu pangkalan air milik Bani Quraizhah, yang disebut Bi'r Anna. Orang-orang Muslim melaksanakan apa yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Secara berkelompok-kelompok mereka berangkat menuju Bani Quraizhah Saat tiba waktu shalat ashar, sebagian di antara mereka ada yang masih di tengah perjalanan Sebagian yang lain berkata, "Kami tidak mendirikan shalat ashar kecuali setelah tiba di Bani Quraizhah seperti yang diperintahkan kepada kami. " Hingga ada sebagian di antara mereka yang mendirikan shalat ashar setelah tibanya waktu isya'. Mereka berkata, "Kami tidak saling mempermasalahkan hal ini. Karena yang dimaksudkan beliau, agar kami cepat- cepat pergi Sekalipun ada yang mendirikannya di tengah perjalanan, tak  seorang pun yang mempermasalahkannya. "

Secara berkelompok-kelompok pasukan Muslimin bergerak ke arah Bani Quraizhah, hingga mereka berkumpul dengan Nabi Shallallahu Alaihi  wa  Sallam, yang jumlahnya ada tiga ribu orang. Penunggang kuda ada tiga puluh orang. Mereka mendekati benteng Bani Quraizhah dan diputuskan untuk mengepungnya.
Setelah pengepungan dilakukan secara ketat, ada  tiga  hal  yang tawarkan pemimpin mereka, Ka'b bin Asad kepada kaumnya orang-orang Yahudi:
1.    Mereka masuk Islam dan masuk  agama  Muhammad Dengan   begini mereka mendapat jaminan keamanan atas darah, harta, anak-anak dan wanita-wanita mereka. Dalam hal ini dia berkata kepada mereka.  "Demi  Allah, kalian sudah tahu sendiri bahwa memang dia  adalah  nabi  yang  diutus, dia pula yang namanya kalian baca di dalam Kitab kalian.
2.    Mereka membunuh anak-anak dan wanita-wanita mereka dengan tangan mereka sendiri, lalu mereka berperang  melawan  Muhammad  dengan pedang terhunus hingga meraih kemenangan atau biar saja  mereka terbunuh semua dan tak seorang pun yang menyisa.
3.    Langsung menyerang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para shahabat dan melanggar larangan berperang pada hari Sabtu.
Namun mereka menolak semua tawaran ini. Pada saat itu pemimpin mereka, Ka'b bin Asad berkata dengan nada tinggi karena marah, "Apa yang membuat salah seorang di antara kalian menjadi  keras  kepala  setelah dilahirkan ibunya semalam suntuk?"
Tidak ada pilihan lain  bagi Bani Quraizhah setelah menolak tiga usulan   ini selain pasrah kepada keputusan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Sekalipun begitu mereka masih berusaha menjalin kontak dengan  kawan  mereka yang sudah masuk Islam Siapa tahu mereka mau menunjukkan jalan untuk mengambil keputusan yang terbaik Maka mereka mengirim  utusan  kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan pesan, "Utuslah Abu Lubabah agar menemui kami. Kami akan meminta pendapatnya. "
Dulu Abu Lubabah adalah sekutu mereka  Sementara harta dan anak- anak Abu Lubabah juga ada di wilayah orang-orang Yahudi Saat melihat kedatangan Abu Lubabah semua orang Yahudi mengelu-elukanya Yang laki- laki bangkit mengerumuninya dan para wanita serta anak-anak menangis di hadapannya Abu Lubabah sangat iba melihat keadaan mereka  Mereka  berkata, "Wahai Abu Lubabah, apakah kami harus tunduk kepada keputusan Muhammad?"
"Begitulah," jawabnya sambil memberi isyarat dengan tangannya yang diletakkan di leher, yang maksudnya mereka akan dijatuhi hukuman mati Padahal tidak selayaknya dia berbuat seperti itu di hadapan mereka Setelah itu barulah Abu Lubabah sadar bahwa dia telah mengkhianati Allah Dan Rasul-Nya
 'Seketika itu dia berbalik dan tidak menemui Rasulullah Shailallahu Alaihi wa Sallam. Dia masuk masjid Nabawi dan mengikat  tubuhnya di tiang masjid. Dia bersumpah tidak akan melepaskan tali itu kecuali beliau sendiri yang melepaskannya dan dia juga tidak akan memasuki wilayah Bani Quraizhah Setelah beliau mendengar apa yang, diperbuat Abu Lubabah, yang sejak lama ditunggu-tunggu kedatangannya, bersabda. "Andaikata dia menemuiku, tentu aku akan mengampuniny Tapi jika memang dia berbuat seperti itu, maka aku tidak akan melepaskannya kecuali  jika  dia  bertobat kepada Allah. !I
Sekalipun Abu Lubabah sudah mengisyaratkan seperti itu, mereka tetap mengambil keputusan untuk pasrah kepada keputusan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang sebelumnya mereka sudah berusaha bertahan menghadapi pengepungan yang panjang Apalagi bahan makanan air dan peralatan cukup menunjang untuk itu Di samping itu, orang-orang Muslim terus-menerus diserang hawa dingin dan rasa lapar, karena mereka berada di tempat yang terbuka, ditambah lagi kondisi badan mereka yang letih sehabis diperas menghadapi segelar pasukan musuh dari Quraisy dan Ghathafan, Tapi perlu diingat perang Bani Quraizhah adalah peperangan urat syaraf Allah menyusupkan ketakutan ke dalam hati orang-,orang Yahudi Mental mereka langsung merosot Keadaan ini mencapai puncaknya hingga muncul Ali bin Abu Thalib, Az-Zubair bin Al-Awwam. Ali berteriak, "Wahai pasukan iman,  demi  Allah, aku siap merasakann seperti  yang  dirasakan Hamzah,  atau lebin baik  aku membuka benteng mereka. "
Setelah        itu orang-orang Yahudi tunduk  kepada keputusan        Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam , Beliau memerintahkan untuk menahan semua Yahudi yang laki-laki dan tangan mereka dibelenggu Muhammad bin Salamah Al-Anshary diserahi tugas untuk mengawasi mereka Sedangkan para  wanita  dan anak-anak digiring ke tempat tertentu yang terpencil.
Orang-orang Aus mendatangi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, engkau telah membuat keputusan terhadap Bani Qainuqa' seperti yang engkau ketahui Mereka adalah  sekutu  saudara  kami dari Khazraj. Sementara Bani Quraizhah adalah  rekan  kami  Maka  berbuat baiklah terhadap mereka."
Beliau bertanya, "Apakah kalian ridha jika yang membuat keputusan adalah salah seorang di antara kalian?"
"Baiklah," jawab mereka.
Beliau bersabda, "Serahkan kepada Sa'd bin Mu'adz." "Kami ridha," kata mereka.
Saat itu Sa'd bin Mu'adz berada di Madinah dan tidak ikut pergi ke bersama mereka karena mendapat luka di urat lengannya sewaktu perang Ahzab, maka dia dipanggil untuk datang dengan naik seekor himar Tatkala dia hendak menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi  wa Sallam,  orang-orang berkata di kanan kirinya, "Wahai Sa'd, berbuat baiklah kepada rekan-rekanmu, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mengangkat dirimu sebagai orang yang akan memutuskan perkara Maka berbuat baiklah terhadap mereka. "
Sa'd bin Mu'adz diam tak menanggapi perkataan mereka. Tetapi karena semakin banyak orang yang berkata seperti itu, dia berkata, "Kini sudah tiba saatnya bagi Sa'd untuk tidak mempedulikan celaan orang yang suka mencela, karena Allah." Setelah mendengar jawaban Sa'd ini, di antara mereka ada yang kembali ke Madinah dan meratapi apa yang bakal menimpa mereka.
Setelah Sa'd berhadapan dengan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.  beliau bersabda kepadapata shahabat, "Temuilah pemimpin kalian!"
Setelah menurunkan Sa'd dari punggung himar, mereka berkata. "Wahai Sa'd, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu sudah  pasrah  kepada keputusanmu. "
"Apakah keputusanku berlaku bagi mereka?" tanya Sa'd. "Ya, jawab para shahabat.
"Apakah juga berlaku bagi orang-orang Muslim?" "Ya," jawab mereka.
"Bagi siapa pun yang ada di sini?" tanyanya lagi, sambil mengarabkan pandangan ke arah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagai penghormatan terhadap beliau.
"Ya, juga bagi diriku," jawab beliau.
Akhirnya Sa'd berkata, "Aku memutuskan bahwa orang-orang Yahudi  yang laki-Iaki harus dibunuh, para wanita dijadikan tawanan dan harta benda dibagi rata."
Beliau bersabda, "Engkau telah membuat keputusan berdasarkan keputusan Allah dari atas langit yang tujuh."
Keputusan Sa'd ini sudah pas dan adil  Karena di samping Bani  Quraizhah sudah melakukan pengkhianatan yang keji, mereka juga sudab menyiapkan seribu lima ratus bilah pedang,  dua ribu tombak,  tiga ratus baju  besi dan lima ratus perisai untuk membinasakan kaum  Muslimin.  Semua  ini baru diketahui setelah orang-orang Muslim dapat menalukkan benteng dan perkampungan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan Untuk menahan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah di rumah binti AI-Harits,  seorang  wanita dari Bani An-Najjar Sebuah parit digali di dalam pasar Madinah Sekelompok demi sekelompok digiring ke pinggir parit itu, lalu leher mereka dipenggal dan dimasukkan ke dalam parit tersebut  Beberapa orang Yahudi yang berada di dekat pemimpin mereka, Ka'b bin Asad bertanya, "Apa yang dia perbuat terhadap kita menurut penglihatanmu?"
Ka'b menjawab, "Apakah di tempat mana pun memang kalian tidak bisa berpikir? Apakah kalian tidak melihat orang yang banyak bicara tidak akan dilepaskan dan orang yang telah diusir di antara kalian tidak bisa kembali lagi? Demi Allah, itu adalah hukuman mati. "
Jumlah kaum laki-laki dari Yahudi Bani Quraizhah ini berjumlah enam ratus hingga tujuh ratus orang. Mereka semua dipenggal.
Begitulah kesudahan ular-ular pengkhianat yang telah melanggar perjanjian yang Pernah disepakati dan membantu pasukan musuh yang bermaksud hendak membinasakan kaum Muslimin, justru pada saat-saat yang sangat kritis Dengan tindakan seperti itu mereka dianggap sebagai penjahat perang sehingga layak mendapat hukuman mati.
Ada pula syetan-syetan Bani Nadhir yang ikut dibunuh bersama meraka. Salah seorang di antara para tokoh penjahat perang Ahzab adalah Huyai bin Akhthab, ayah Shafiyah  Ummul-Mukminin  Radhiyallahu  Anha. Dia bergabung di benteng Bani Quraizhah saat Quraisy dan Ghathafan pulang karena harus memenuhi janjinya kepada Ka'b bin Asad, yang sebelum itu dia terus-menerus membujuk dan mendorong Ka'b untuk melanggar perjanjian. Huyai telah merobek-robek pakaiannya yang bagus agar tidak dirampas Saat digiring dengan tangan terbelenggu di belakang leher untuk menjalani eksekusi, dia berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Demi Allah, aku mencela diriku karena aku telah memusuhimu. Tetapi siapa pun yang memang dikalahkan Allah, pastilah dia akan kalah jua." Lalu dia berkata kepada orang- orang di sekitarnya, ·Wahai manusia, tidak apa-apa kalau memang sudah menjadi keputusan Allah. Ketetapan, takdir dan tempat pembantaian,  semua telah diputuskan bagi Bani Israel." Kemudian dia duduk dan lehernya dipenggal.
Hanya ada satu orang saja dari wanita-wanita mereka yang dibunuh Pasalnya  sebelum  itu  dia telah menimpukkan  batu  penggiling  kepada Khallad bin Suwaid hingga meninggal dunia  Maka dia dieksekusi mati karena perbuatannya itu.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  memerintahkan  untuk  membunuh siapa pun yang sudah baligh Sedangkan anak-anak yang dianggap belum baligh dibiarkan hidup Di antara anak yang dianggap belum  baligh  adalah Athiyyah Al-Qurazhy Dia dibiarkan hidup, lalu masuk Islam dan menjadi shahabat yang baik.
Tsabit bin Qais Radhiyallahu Anhu meminta kepada Rasulullah  Shallallahu Alaihi wa Sallam agar Az-Zabir bin Batha beserta keluarga dan harta bendanya diserahkan kepadanya Sewaktu perang Bu'ats, AzZabir Pernah berjasa menyelamatkan Tsabit bin Qais Permintaannya itu dlkabulkan Tsabit  bin Qais berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah menyerahkan dirimu kepadaku, begitu pula keluarga dan hartamu. "
Namun setelah mengetahui bahwa semua rekan-rekannya Yahudi yang dia cintai telah dibunuh, Az-Zabir berkata, "Atas jasaku kepadamu dulu wahai Tsabit, aku meminta pertemukanlah aku dengan orang-orang yang kucintai. "
Lalu Tsabit memenggal lehernya dan mempertemukannya dengan orang-orang yang dicintainya Lalu dia meminta kepada beliau agar anak Az- Zabir, Abdurrahman bin Az-Zabir dibiarkan hidup Kemudian dia masuk Islam  dan menjadi shahabat yang baik.
Adapun Ummul-Mundzir Salma binti Qais An-Najjariyah meminta kepada beliau untuk mengampuni Rifa'ah bin Samwal Al-Qurazhy Lalu Rifa'ah masuk Islam dan menjadi shahabat yang baik.
Ada beberapa orang Bani Quraizhah yang masuk Islam pada malam sebelum mereka menyerah, sehingga darah, harta dan keluarga mereta dilindungi Pada malam itu pula muncul Amr, yang tak ikut bergabung dengan Bani Quraizhah untuk melanggar perjanjian Muhammad bin Maslamah yang bertugas menjaga beliau melihat dirinya Dia dibiarkan pergi dan tidak diketahui kemana perginya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membagi  seluruh  harta rampasam dari Bani Quraizhah setelah mengambil seperlimanya Tiga bagian diperuntukkan bagi barisan penunggang kuda Sedangkan  pasukan  pejalan kaki mendapat satu bagian. Para tawanan diserahkan kepada Sa' d bin Zaid Al- Anshary untuk dibawa ke Najd, lalu dijual di sana dan dibelikan kuda serta senjata.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memilih untuk diri beliau salah seorang wanita mereka, Raihanah binti Amr bin Khunafah. Wanita ini tetap  berada dalam hak beliau hingga beliau meninggal dunia Menurut AI-Kalby, beliau membebaskan Raihanah dan menikahinya pada tahun 6  H.  Dia meninggal dunia saat beliau pulang dari Haji Wada', lalu dikuburkan di Baqi[1]'.
Setelah urusan Bani Quraizhah selesai, doa seorang hamba yang shalih, Sa'd bin Mu'adz dikabulkan, seperti yang sudah kami singgung sewaktu perang Ahzab. Sebelumnya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam membuatkan sebuah kemah di dekat masjid, agar lebin mudah bagi beliau untuk menjenguknya Setelah urusan Bani Quraizah selesai, lukanya semakin parah dan pecah Dari bagian lukanya itu mengalir darah hingga mengalir ke kemah lain di sampingnya yang ditempati Bani Ghifar mereka berkata, "Wahai para penghuni kemah, apa yang mengalir ini?"
Ternyata darah itu berasal dari luka Sa'd bin Mu'adz, lalu dia meninggal dunia karenanya
Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari Jabir, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Arsy Allah Yang Maha Pemurah berguncang karena kematian Sa'd bin Mu'adz."
Di dalam Shahih At- Tirmidzy disebutkan dari hadits Anas, dia berkata. "Saat jenazah Sa'd bin Mu'adz diangkat, orang-orang munafik berkata. "Betapa ringan jenazahnya. "
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Karena para malaikatlah yang mengangkat jenazahnya. "
Sewaktu mengepung Bani Quraizhah ada seorang Muslim yang meninggal yaitu Khallad bin Suwaid karena ditimpuk batu alat penggiling oleh seorang wanita Bani Quraizhah. Selama pengepungan itu ada pula yang meninggal dunia, yaitu Abu Sinan bin Mihshan, saudara Ukkasyah.
Sedangkan Abu Lubabah tetap dalam keadaan terikat di masjid selama enam hari. Setiap tiba waktu shalat ada seorang wanita yang menghampirinya dan melepaskan talinya agar dia bisa shalat. Setelah itu dia mengikatnya lagi. Pada dini hari sebelum subuh wanita tersebut memintakan ampunan bagi Abu Lubabah, yang saat itu beliau sedang berada di rumah Ummu Salamah Ummu Salamah berdiri di ambang pintunya lalu berkata, "Wahai Abu Lubabah,  terimalah kabar gembira, karena Allah telah mengampunimu."
Maka seketika itu orang-orang mengerumi Abu Lubabah untuk melepaskan talinya Namun Abu Lubabah menolak  seorang  pun  melepaskan tali yang mengikat tubuhnya selain Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  sendiri yang melepasnya Saat melewatinya untuk mendirikan shalat subuh beliau melepaskan talinya.
Peperangan ini terjadi pada bulan Dzul-Qa'idah 5 H. Adapun perrgepungan berjalan selama dua puluh lima hari.
"Tentang Perang Khandaq dan Bani Quraizhah, Allah SWT., menurun-kan surat Al-Ahzab. Di surat tersebut, Allah menyebutkan musibah yang menimpa kaum muslimin, nikmatNya kepada mereka, perlindunganNya kepada mereka, dan bagaimana Dia menghilangkan musibah tersebut dari mereka setelah adanya ucapan orang-orang munafik.

Allah SWT., berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan." (Al-Ahzab: 9)

Tentara-tentara yang dimaksud dalam ayat di atas adalah orang-orang Quraisy, Ghathfaan dan Bani Quraizhah. Tentara-tentara yang dikirim untuk melawan mereka adalah angin dan para malaikat.
إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الأبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَ

"(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawah-mu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai ketenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka." (Al-Ahzab: 10)

Orang-orang yang datang kepada kaum muslimin dari atas mereka adalah orang-orang Bani Quraizhah, sedang orang-orang yang datang dari bawah mereka adalah orang-orang Quraisy dan Ghathafan. Kemudian Allah berfirman,
هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالا شَدِيدًا (11) وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلا غُرُورًا (12)
"Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: 'Allah dan RasulNya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya'." (Al-Ahzab: 11-12)

Orang yang berkata seperti itu adalah Mu'attib bin Qusyeir. Kemu-dian Allah SWT., berfirman,
وَإِذْ قَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ يَا أَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَارْجِعُوا وَيَسْتَأْذِنُ فَرِيقٌ مِنْهُمُ النَّبِيَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِيَ بِعَوْرَةٍ إِنْ يُرِيدُونَ إِلا فِرَارًا
"Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata: 'Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu'. Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: 'Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)'. Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari." (Al-Ahzab: 13)

Orang-orang yang berkata seperti itu adalah Aus bin Qaa'idhi dan orang-orang dari kaumnya yang sepaham dengannya. Kemudian Allah SWT., berfirman,
وَلَوْ دُخِلَتْ عَلَيْهِمْ مِنْ أَقْطَارِهَا ثُمَّ سُئِلُوا الْفِتْنَةَ لآتَوْهَا وَمَا تَلَبَّثُوا بِهَا إِلا يَسِيرًا

"Kalau (Yatsrib) diserang dari segala penjuru, kemudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka mengerjakannya; dan mereka tiada akan menunda untuk murtad itu melainkan dalam waktu yang singkat." (Al-Ahzab: 14)

Fitnah yang dimaksud dalam ayat di atas adalah kembali kepada syirik. Kemudian Allah SWT., berfirman,
وَلَقَدْ كَانُوا عَاهَدُوا اللَّهَ مِنْ قَبْلُ لَا يُوَلُّونَ الأدْبَارَ وَكَانَ عَهْدُ اللَّهِ مَسْئُولا

"Dan sesungguhnya mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah 'Mereka tidak akan berbalik ke belakang (mundur)'. Dan adalah perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggungan jawabnya." (Al-Ahzab: 15)

Mereka yang dimaksud adalah Bani Haritsah, merekalah yang ingin mundur dalam perang Uhud bersama Bani Salimah. Kemudian mereka berjanji kepada Allah untuk tidak mengulanginya. Allah SWT., menyebutkan apa yang telah mereka janjikan seraya berfirman,
قُلْ لَنْ يَنْفَعَكُمُ الْفِرَارُ إِنْ فَرَرْتُمْ مِنَ الْمَوْتِ أَوِ الْقَتْلِ وَإِذًا لَا تُمَتَّعُونَ إِلا قَلِيلا (16) قُلْ مَنْ ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُمْ مِنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً وَلا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا
"Katakanlah, 'Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja'. Katakanlah, 'Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu'. Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah." (Al-Ahzab: 16-17)

Kemudian Allah SWT., berfirman,

"Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kamu." (Al-Ahzab: 18)

Orang-orang yang menghalang-halangi tersebut adalah orang-orang munafik. Kemudian Allah SWT., berfirman,
قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الْمُعَوِّقِينَ مِنْكُمْ وَالْقَائِلِينَ لإخْوَانِهِمْ هَلُمَّ إِلَيْنَا وَلا يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلا قَلِيلا

"Dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, 'Ma-rilah kepada kami'. Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar." (Al-Ahzab: 18)

Maksudnya mereka tidak mengikuti perang melainkan hanya sekali dan tidak bersungguh-sungguh. Kemudian Allah SWT., berfirman,
أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
"Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati." (Al-Ahzab: 19)

Maksudnya, mereka seperti orang yang pingsan karena takut mati. Kemudian Allah SWT., berfirman,
أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا

"Dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (Al-Ahzab: 19)

Maksudnya mereka mencaci maki kalian dengan perkataan yang tidak mereka sukai karena mereka tidak mengharapkan akhirat, tidak mendapatkan pahala di sisi Allah dan takut mati sebagaimana ketakutan orang yang tidak mengharapkan sesuatu apapun setelah kematiannya. Kemudian Allah SWT., berfirman,

"Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi." (Al-Ahzab: 20)

Golongan-golongan yang bersekutu yang dimaksud adalah orang-orang Quraisy dan Ghathfaan. Kemudian Allah SWT., berfirman,

يَحْسَبُونَ الأحْزَابَ لَمْ يَذْهَبُوا وَإِنْ يَأْتِ الأحْزَابُ يَوَدُّوا لَوْ أَنَّهُمْ بَادُونَ فِي الأعْرَابِ يَسْأَلُونَ عَنْ أَنْبَائِكُمْ وَلَوْ كَانُوا فِيكُمْ مَا قَاتَلُوا إِلا قَلِيلا
"Dan jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badwi, sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu. Dan sekiranya mereka berada bersama kamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja." (Al-Ahzab: 20)

Kemudian Allah SWT., berfirman kepada kaum mukminin,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Al-Ahzab: 21)

Maksudnya agar kaum mukminin tidak lebih mencintai diri mereka daripada Rasulullah SWT., dan kedudukan beliau. Setelah itu Allah SWT., menyebutkan tentang kaum mukminin, kejujuran dan pembenaran mereka terhadap musibah yang Allah janjikan kepada mereka guna menguji keimanan mereka. Allah SWT., berfirman:
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا

"Dan tatkala orang-orang mu'min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: 'Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita'. Dan benarlah Allah dan RasulNya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan." (Al-Ahzab: 22)

Maksudnya, itu semua menambah kesabaran mereka terhadap musibah, tunduk kepada takdir dan pembenaran terhadap janji Allah dan rasulNya kepada mereka. Kemudian Allah SWT., berfirman,
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا

"Di antara orang-orang mu'min itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur." (Al-Ahzab: 23)

Maksudnya, ada di antara mereka yang telah menyelesaikan tugas-nya dan pulang menghadap Allah, yakni para sahabat yang gugur sebagai syahid dalam peperangan Badar dan Uhud. Kemudian Allah SWT., ber-firman,

"Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu." (Al-Ahzab: 23)

Maksudnya mereka menunggu apa yang dijanjikan Allah kepada mereka yaitu kemenangan atau mati syahid sebagaimana orang-orang yang mendahului mereka. Kemudian Allah SWT., berfirman,

"Dan mereka sedikitpun tidak merobah (janjinya)." (Al-Ahzab: 23)

Maksudnya mereka tidak ragu-ragu terhadap agama mereka dan tidak menukarnya dengan agama lain. Kemudian Allah SWT., berfirman,
لِيَجْزِيَ اللَّهُ الصَّادِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ إِنْ شَاءَ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
"Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendakiNya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 24)

Selanjutnya Allah SWT., berfirman,
وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا

"Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mu'min dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Al-Ahzab: 25)

Orang-orang kafir yang dimaksud dalam ayat di atas adalah orang-orang Quraisy dan Ghathfaan. Kemudian Allah SWT., berfirman,
وَأَنزلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا

"Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka." (Al-Ahzab: 26)

Ahli Kitab yang dimaksud dalam ayat di atas adalah Yahudi Bani Quraizhah. Kemudian Allah SWT., berfirman,
وَأَنزلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا

"Dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka.Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan." (Al-Ahzab: 26)

Maksud ayat di atas adalah pembunuhan kaum laki-laki dan menawan anak-anak serta kaum wanita. Kemudian Allah SWT., berfirman,
وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَمْ تَطَئُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا
"Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak.Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu." (Al-Ahzab: 27)