Dalam perjalanan
Rasulullah saw ada satu episode dimana kaum muslimin mengalami “ Kesedihan
diatas kesedihan” Al-Quran melukiskan peristwa tersebut dalam Surah Ali Imran :152 -153.
وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ
بِإِذْنِهِ حَتَّى إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ
مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا
وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ
وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ (152) إِذْ
تُصْعِدُونَ وَلَا تَلْوُونَ عَلَى أَحَدٍ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ فِي
أُخْرَاكُمْ فَأَثَابَكُمْ غَمًّا بِغَمٍّ لِكَيْلَا تَحْزَنُوا عَلَى مَا
فَاتَكُمْ وَلَا مَا أَصَابَكُمْ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (153)
Dan
sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kalian, ketika kalian
membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kalian lemah dan berselisih
dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan
kepada kalian apa yang kalian sukai. Di antara kalian ada orang yang
menghendaki dunia dan di antara kalian ada orang yang menghendaki akhirat.
Kemudian Allah memalingkan kalian dari mereka untuk menguji kalian; dan
sesungguhnya Allah telah memaafkan kalian. Dan Allah mempunyai karunia (yang
dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman. (Ingatlah) ketika kalian lari dan
tidak menoleh kepada seseorang pun, sedangkan Rasul yang berada di antara
kawan-kawan kalian yang lain memanggil kalian. Karena itu, Allah menimpakan
atas kalian kesedihan atas kesedihan, supaya kalian jangan bersedih hati
terhadap apa yang luput dari kalian dan terhadap apa yang menimpa kalian. Allah
Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.
ayat tersebut menceritakan tentang proses
peperangan uhud dimana sebenarnya kaum muslimin pada saat putaran pertama
peperangan sudah mendapatkan kemenangan dan membuat musuh lari tunggang
langgang, banyak di kalangan Musyrikin nyang mati, 3000 Pasukan musyirikin
tidak berdaya di hadapan 700 Kaum muslimin.
Syaikh Mubarokfury
Mengatakan : Begitulah
roda pertempuran terus berputar dan pasukan Muslimin yang kecil justru dapat
menguasai seIuruh keadaan, sehingga sempat menyurutkan ambisi para dedengkot
musyrikin, dan membuat barisan mereka berlari menghindar ke kanan, ke kiri, ke
depan dan belakang. Seakan-akan tiga ribu prajurit musyrikin harus berhadapan
dengan tiga puIuh ribu prajurit Muslim. Keberanian dan keyakinan pasukan
Muslimin terlihat jelas. Setelah Quraisy habis-habisan menguras tenaganya untuk
menghadang serbuan pasukan Muslimin, maka terlihat semangat mereka yang turun
drastis. Bahkan tak seorang pun di antara mereka yang berani mendekati bendera,
setelah terbunuhnya pembawa bendera mereka yang terakhir, yaitu Shu'ab.
Inilah
Yang di Maksut Firman Allah :
وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ
بِإِذْنِهِ
Dan
sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kalian, ketika kalian
membunuh mereka dengan izin-Nya.
(Ali Imran: 152)
Kaum muslimin yang
sudah berada dalam kemenangan tiba – Tiban mendapatkan musibah karena sebagian
pasukan nya tidak melaksanakan amanah Rasulullah Saw, Pasukan yang tidak amanah
ini adalah pasukan Pemanah yang di tempatkan di atas gunung ( Jabal Rumaat).
Kepada Pasukan ini
Rasulullah saw sudah berpesan :
namun saat mereka
melihat Ghonimah yang di kumpulkan oleh pasukan inti Mereka saling berkata,
"Harta rampasan, harta rampasan ... ! rekan-rekan kalian sudah menang. Apa
lagi yang kalian tunggu?" Komandan mereka, Abdullah bin Jubair
mengingatkan perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada mereka,
dengan berkata, Apakah kalian sudah lupa apa yang dikatakan Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada kalian?" Tapi mayoritas di antara mereka
tidak mempedulikan peringatan ini. mereka berkata, "Demi Allah, kami
benar-benar akan bergabung dengan mereka agar kita mendapatkan bagian dari
harta rampasan itu. "
Kemudian ada 40 orang yang
meninggalkan pos di atas bukit, lalu mereka bergabung dengan pasukan inti untuk
mengumpulkan harta rampasan.
Kesempatan emas ini
dipergunakan Khalid bin AI-Walid. Dengan cepat dia mengambil jalan memutar,
hingga tiba di belakang pasukan Muslimin. Tentu saja Abdullah bin Jubair dan
sembilan rekannya tak mampu menghadapi kavaleri yang dikomandani Khalid bin
AI-Walid. Setelah menghabisi Abdullah bin Jubair dan rekan-rekannya, Khalid bin
AI-Walid menyerang pasukan Muslimin dari arah belakang dan anggotanya berteriak
dengan suara yang nyaring, hingga orang-orang musyrik yang sudah hampir kalah
bisa melihat babak baru dalam peperangan ini. Keadaan berbalik. Kini mereka
bisa menguasai keadaan. Salah seorang wanita di antara mereka, Amrah binti
Alqamah AI-Haritsiyah segera memungut bendera yang hanya tergeletak dan
mengibar-ngibarkannya. Orang-orang musyrik menoleh ke arahnya lalu berkumpul di
sekitarnya. Mereka saling memanggil hingga cukup banyak yang berkumpul di sana.
Kemudian mereka mendekati pasukan Muslimin dan mengepung dari arah depan dan
belakang hingga terjepit.
Inilah Makna Firman Allah :
حَتَّى إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ
وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ
الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ
sampai pada saat kalian lemah dan berselisih dalam urusan itu
dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepada kalian apa
yang kalian sukai. Di antara kalian ada orang yang menghendaki dunia dan di
antara kalian ada orang yang menghendaki akhirat.
Kondisi ini membuat pasukan pasukan
Muslimin terjepit , banyak di antara mereka yang hilang kendalinya. Tidak ada
yang dipikirkan kecuali keselamatan diri sendiri. Mereka lari dan meninggalkan
kancah pertempuran. Mereka tidak tahu apa yang terjadi di belakang mereka
setelah itu. Bahkan di antara mereka ada yang kembali ke Madinah. Sebagian yang
lain ada yang melarikan diri ke atas gunung dan sebagian lain ada yang berbaur
dengan orang-orang musyrik. Dua pasukan saling bercampur baur dan sulit
dibeda-bedakan, sehingga tak jarang orang Muslim ada yang menyerang orang
Muslim lainnya , sampai ayahnya Huzaifah
yang bernama Al-Yaman harus mati di
tangan saudara sesama muslimin sendiri
, dalam posisi yang serba genting
seperti itu muncul isu bahwa Rasulullah Terbunuh.
Ini lah yang di sebut “Kesedihan di Atas kesedihan”
Kesedihan
yang Pertama : Terluka & Terbunuh nya sebagian kaum muslimin
Kesedihan
yang kedua : Isu sang Pimpinan (
Rasulullah saw ) Terbunuh.
0 Komentar