Sirah nabawiyah  berbeda dengan  dongeng dongen yang  di baca untuk penghantar tidur , sirah memiliki sumber yang valid yaitu Al-Quran ,Hadist ataupun Kitab para Ulama.

Mempelajari nya akan membuka cakarawala berfikir,  yang kemudian dari berfikir itu akan melahirkan keinginan  dan tindakan yang sesuai dengan apa  yang Allah  dan Rasulullah Nya perintahkan.

Dalam Qs.7:179 Allah Ta’ala berfirman :

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُون

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu meng­halaunya diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.

Secara khusus ayat diatas mengajak kita untuk merenungi kisah seorang yang  bernama Bal’am Bin Baurah[1]  ia adalah seorang yang hidup pada zaman nabi Musa a.s ia diberikan banyak kelebihan oleh Allah , Jika ia memandang ke langit maka pandanganya bisa menembus ke Arsy[2] ,kelebihan lainya adalah setiap doanya akan di kabulkan Oleh Allah.

Suatu saat si Bal’am di utus oleh Nabiullah Musa untuk berdakwah kepada Raja Madyan , namun kemudian  raja Madyan memberikan pada bal’am sebagian wilayah kekuasaanya dan memberikan  banyak hadiah  dengan iming – iming sang raja , bal’am menjadi berbelok hati  meninggalkan nabi Musa dan bersekutu dengan sang Raja.

Ketika Nabiullah Musa a.s beserta pasukan hendak menyerang negeri tersebut, masyarakat negeri itu meminta Bal’am   berdoa untuk kekalahan / kehancuran Musa a.s , namun setiap Bal’am berdoa  untuk keburukan Nabi musa dan pasukan  maka Allah membalik ucapan itu , yang keluar dari lisanya bukan keburukan atau kekalahan melainkan kebaikan atau kemenangan , begitu juga ketika berdoa untuk kebaikan untuk kaum nya justru yang terucap adalah keburukan , Maka ketika itu lidah Bal'am menjulur keluar sampai sebatas dadanya, lalu ia berkata kepada kaumnya, "Kini telah lenyaplah dariku dunia dan akhiratku.

Demikian Akhir dari Bal’am bi baurah , seorang yang memiliki Ilmu dan banyak kelebihan namun kemudian ia tukar Anugrah Allah itu dengan kesesatan hanya karena dunia, dan Allah misalkan keadaan Bal’am tersebut dengan Anjing yang  senantiasa menjulurkan lidah baik ketika di halau atau di biarkan.

Bal’am yang berilmu tinggi dan banyak memiliki keutamaan bisa demikian apalagi kita yang Dhoif ini , Kalau bukan karena Kasih sayang dari Allah tentu kita tidak akan selamat ,  Mari sama-sama Berfikir.

 



[1]  Musafir berbeda pendapat tentang siapa yang di maksut dalam ayat ini , ada yang mengatakan Abu Amir Ar-Rahib ,Ummayah bin shaleh Ats-tsaqafi , Bal’am bin Baurah.

[2] Tafsir Al-Qurtubi