Khaibar adalah sebuah kota besar yang terletak sejauh 86 mil dari Madinah ke arah utara saat itu juga khaibar subur akan tumbuhan kurma dan hasil pertanianya Iklim di Khaibar memang tidak begitu nyaman
Selain itu khaibar terkenal dengan benteng – bentang nya yang kuat Nampak nya tidak ada yang sanggup untuk menyerang Khaibar kecuali Rasulullah.
Latar Belakang Perang Khaibar
Ancaman terhadap Daulah Islam Madinah bukan hanya datang dari Musyrik Quroisy Namun Juga datang dari Kaum Yahudi dan kabilah Najd tidak lupa adalah kalangan munafik yang menjadi duri dalam daging.
Dengan adanya perjanjian Hudaibiyah Lunaklah salah satu musuh terbesar yang memusuhi kaum muslimin namun perjanjian itu tentunya tidak mengikat kepada Yahudi dan Kaum Najd serta orang munafik.
Khaibar merupakan sarang segala perencanaan dan persekongkolan, pusat segala pengerahan militer, dan sumber segala kerusuhan dan pengobaran api peperangan dari pihak musuh di dalam nya terdapat Aktor – Aktor intelektual pembuat rencana Makar seperti Sallam bin Abil Huqaiq dan Asir bin Razam.
Mereka yang memprovokasi Bani Quroidzah untuk melanggar perjanjian, bekerjasama dengan orang munafik serta bekerjasama dengan gathafan dan kaum badui.
Keberangkatan Rasulullah Ke Khaibar
Ibnu Ishaq berkata bahwa sekembalinya dari Hudaibiyah, Rasulullah saw. sempat tinggal di Madinah pada bulan Dzulhijjah sampai masuk sebagian bulan Muharram. Pada selebihnya bulan Muharram, berangkatlah beliau menuju Khaibar.
Yang ikut berangkat adalah mereka yang dulu telah berbai’at di bawah pohon, yang jumlahnya hanya 1.400 orang[1]
Menurut para Mufasir Khaibar ini Maksut dari Firman Allah dalam QS 48:20
وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ وَكَفَّ أَيْدِيَ النَّاسِ عَنْكُمْ وَلِتَكُونَ آيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ وَيَهْدِيَكُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, Maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus.
Sebenarnya orang-orang Badui yang sebelumnya tidak ikut pada Hudaibiyah meminta (kepada Rasulullah Saw.) agar diizinkan ikut berangkat bersama pasukan kaum muslim menuju ke Khaibar Namun Rasulullah menolaknya karena sudah ada Wanti – Wanti dalam UU ilahi dalam QS. 48:15
ã سَيَقُولُ الْمُخَلَّفُونَ إِذَا انْطَلَقْتُمْ إِلَى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوهَا ذَرُونَا نَتَّبِعْكُمْ يُرِيدُونَ أَنْ يُبَدِّلُوا كَلامَ اللَّهِ قُلْ لَنْ تَتَّبِعُونَا كَذَلِكُمْ قَالَ اللَّهُ مِنْ قَبْلُ فَسَيَقُولُونَ بَلْ تَحْسُدُونَنَا بَلْ كَانُوا لَا يَفْقَهُونَ إِلا قَلِيلا
orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan "Biarkanlah Kami, niscaya Kami mengikuti kamu"; mereka hendak merobah janji Allah. Katakanlah: "Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan sebelumnya"; mereka akan mengatakan: "Sebenarnya kamu dengki kepada kami". bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.
Adapun Jumlah Pasukan Yahudi Khaibar ada 10000 Orang.
PLT Di Madinah Dan Masuk Islam nya Abu Huroirah.
Rasulullah Menunjuk Siba’ Bin Urfatah Al Ghifari Pendapat Lain yang menjadi PLT adalah Numailah Bin Abdullah Al-Laitsi Atau di Kenal Ibnu Umi Maktum Akan tetapi Yang lebih Shohih adalah Yang Pertama.
Pada saat itu Abu Hurairoh datang ke Madinah Untuk Masuk Islam dia menemui PLT tersebut setelah di kala siba’ selesai shalat subuh Lalu siba’ memberi bekal abu huroirah untuk menyusul Rasulullah , menjelaskan tentang keislaman nya dan membaur dengan pasukan.
Abdullah Bin Ubay Mengirim Informasi Ke Khaibar
Abdullah bin Ubay segera memberitahukan hal ini kepada kaum Yahudi di Khaibar dengan mengirim utusan ke sana muhammad hendak menyerang kalian dan sekarang hendak menyerang Kalian, oleh karena itu bersiap – siagalah kalian dan jangan takut menghadapi mereka karena menurutku jumlah kalian lebih banyak pasukan muhamad hanya sedikit dan hanya membawa perlengkapan senjata yang sangat minim.
Informasi yang didapat oleh yahudi khaibar tersebut segera di tindaklanjuti dengan mereka segera mengirim Kinanah bin Abil Huqaiq dan Haudzah bin Qais ke kabilah Ghathafan untuk meminta bantuan. Kabilah Ghathafan adalah sekutu kaum Yahudi Khaibar yang selalu mendukung perlawanan mereka terhadap kaum muslimin. Kali ini, kaum Yahudi menjanjikan kepada mereka akan memberi separoh dari hasil panen buahnya jika mereka bisa mengalahkan kaum muslimin.
Jalan Menuju Khaibar
Ketika Rasulullah keluar dari Madinah menuju Khaibar, beliau melintasi Ishr/gunung ashr kemudian melintasi Ash-Shahba' Rasulullah dan pasukannya terus berjalan hingga menuruni Lembah Ar-Raji' dan berhenti di tempat antara penduduk lembah tersebut dengan Ghathafan jaraknya kurang lebih satu hari semalam perjalanan ,Dilain sisi penduduk Ghathafan sedang persiapan untuk berangkat ke khaibar dalam rangka membantu yahudi khaibar . Ketikadi tengah – tengah perjalanan orang-orang Ghathafan suara hiruk piruk kaum muslimin mereka sangka kaum muslimin hendak merampas keluarga dan harta benda mereka sehingga orang – orang gafathan kembali dan tidak ingin ikut campur urusan antara rasulullah dan khaibar.
Rasulullah kemudian memanggil 2 orang penunjuk jalan salah satu dari dua orang itu bernama Husail , mereka di tugaskan untuk mencari jalan yang paling baik untuk menunjukan jalan ke khaibar dari arah syam yaitu dari arah selatan dengan jalan seperti itu kaum muslimin dapat menghadang jalan yang akan di lalui orang – orang yahudi saat mereka lari ke syam seperti yang di lakukan ke arah Gafathan.
Lalu salah seorang penunjuk jalan itu menyebutkan ada 4 jalan yang kesemuanya menuju ke tujuan nama- nama jalan itu adalah Hazan ( kesedihan ) Sasyi ( Kacau) Hathib ( Sial ) yang kesemua jalan itu di tolak oleh rasulullah lalu Husail mengatakan berarti tinggal satu jalan lagi , lalu umar menanyakan apa nama jalan tersebut di jawab oleh husail jalan itu bernama Marhab ( Selamat datang ) Lalu rasulullah pun memilih jalan tersebut.
Peristiwa-peristiwa dalam perjalanan
1). Salma Bin Akwa
Salamah bin Al-Akwa meriwayatkan, “Kami mengadakan perjalanan malam bersama Nabi menuju Khaibar. Sementara itu Amir bin Al-Akwa menghalau seekor unta sambil melantunkan syair :
Ya Allah, kalau bukan karena engkau, tentu kami tidak akan mendapat petunjuk
Kami tidak akan bersedekah dan juga tidak akan shalat
Berilah ampunan sebagai tebusan untukMu atas apa yang telah kami lalaikan
Teguhkan kaki-kaki kami bila bertemu musuh
Berikanlah ketenangan atas kami
Sesungguhnya jika diserukan kepada kami, niscaya kami datang
Namun dengan seruan itu mereka datang kepada kami
Kemudian Rasulullah bertanya, Siapakah orang yang menghalau unta sambil bersyair itu? Para sahabat menjawab, Amir bin Al-Akwa. Beliau bersabda, Semoga Allah merahmatinya. Lalu ada seorang laki-laki dari rombongan itu (yaitu Umar bin Khattab) yang berkata, Sudah semestinya wahai Nabiyullah. (Bagaimana jadinya) sekiranya engkau tidak menyenangkan kami dengannya.
Menurut mereka, kalau Rasulullah n sudah menyatakan demikian, tentulah orang yang didoakan itu mati syahid. Kenyataannya memang demikian.
2.Di dalam perjalanan itu orang – orang menemukan lembah lalu mereka bertakbir Allahu akbar – Allahu Akbar – Lailahaillallah dengan suara lantang lalu rasulullah bersabda “ Tenangkan lah diri Kalian sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada dzat yang tuli dan tidak ada sungguh kalian berdoa kepada dzat yang maha mendengar dan mendekat.
3. Ketika pasukan Islam telah sampai di Shahba – yang merupakan wilayah Khaibar paling bawah – Rasulullah melaksanakan shalat Ashar. Kemudian beliau meminta bekal makanan, namun tidak didapati kecuali hanya tepung. Maka, beliau pun memerintahkan agar tepung itu dibuat bubur. Beliau memakan bubur itu bersama para sahabat. Setelah itu beliau bangkit untuk melaksanakan shalat Maghrib. Beliau berkumur-kumur, lalu shlat bersama para sahabat tanpa berwudhu lagi.
Kepanikan Penduduk Khaibar Melihat Pasukan Islam Datang.
Rasulullah saw. sampai ke suatu tempat yang tidak jauh dari Khaibar pada malam hari. Pagi harinya, Rasulullah saw. melakukan shalat Subuh saat suasana masih gelap, selanjutnya kaum muslimin menaiki kendaraan mereka. Tak lama kemudian, tampaklah para petani Yahudi keluar membawa sekop dan keranjang masing-masing, seolah-olah tidak ada sesuatu yang terjadi. Mereka pergi menuju kebun masing-masing.
Tatkala melihat balatentara kaum muslimin, mereka berteriak, “Muhammad! Demi Allah, Muhammad dan balatentaranya!” Mereka cepat-cepat lari, balik lagi masuk kota. Melihat itu, Rasulullah saw. bersabda, “ Allahu Akbar, hancurlah Khaibar. Allahu Akbar, hancurlah Khaibar. Sesungguhnya, apabila kami singgah di halaman suatu kaum, amat buruklah pagi hari yang dialami kaum yang telah diberi peringatan itu.”
Setelah Nabi n mendekati dan melihat perkampungan mereka, beliau berkata:“Berhentilah.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berdoa:
للَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَمَا أَظْلَلْنَ وَرَبَّ الْأَرَضِينَ وَمَا أَقْلَلْنَ وَرَبَّ الشَّيَاطِينِ وَمَا أَضْلَلْنَ وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا أَذْرَيْنَ فَإِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا، أَقْدِمُوا بِسْمِ اللهِ
“Ya Allah, Rabb (Pencipta, Penguasa, dan Pengatur) langit-langit dan semua yang dinaunginya. Rabb bumi dan semua yang ditopangnya. Rabb para setan dan semua yang disesatkannya, dan Rabb angin serta semua yang diterbangkannya. Sesungguhnya kami mohon kepada engkau, kebaikan negeri ini dan kebaikan penduduknya, serta kebaikan yang ada padanya. Kami berlindung dengan-Mu dari kejahatannya, dan kejahatan penduduknya serta kejahatan yang ada padanya. Majulah dengan nama Allah.”
Benteng – Benteng Khaibar
Khaibar sendiri di bagi menjadi 2 Wilayah besar Yaitu 1). Nathat “ Terdapat Benteng Na’im _ Benteng sha’b Bin Muadz _Benteng Qal’ad Zubair .
2.) Wilayah Katibah “ Terdapat Benteng Qamush { Dahulunya benteng Abul Huqaiq dari Bani Nadhir , benteng Watith dan Benteng Sulalim}
Dan masih ada benteng – benteng kecil dan Kastil di wilayah lainya yang kekuatanya lebih kecil di banding benteng – benteng tersebut. Pertempuran sengit hanya terjadi di wilayah Nathat sedang di wilayah lainya walaupun basis yahudi cukup besar namun tidak menunjukan perlawanan yang berarti.
Persiapan Pertempuran
Dimalam terakhir sebelum pertempuran di mulai rasulullah menginap di satu tempat dekat dengan Khaibar sebagai Markas Militer.
Salah seorang sahabat Bernama Hubab bin Mundzir mendekati beliau dan berkata, “Wahai Rasulullah apakah tempat yang engkau pilih ini merupakan ketetapan Allah, atau hanya sekedar pendapat dan siasat perang!!”
Beliau bersabda, “Ini adalah pendapatku!!”
Hubab berkata, “Wahai Rasulullah, tempat ini terlalu dekat dengan benteng Nathat dan para prajurit Khaibar dipusatkan di benteng itu. Dengan begitu mereka mengetahui keadaan kita dan kita tidak mengetahui keadaan mereka, anah panah mereka bisa sampai ke tempat kita dan anak panah kita tidak bisa mencapai mereka. Kita juga tidak aman dari sergapan mereka yang dilakukan sewaktu-waktu. Di sini banyak sekali pohon kormanya, tempatnya bergetah di tanah maupun di tenda. Jika engkau berkenan, pindahkanlah markas kita ke tempat yang tidak seperti ini!!”
Pada suatu malam menurut pendapat Lain setelah serangkain bentrokan tidak terlalu berhasil Nabi saw bersabda :
لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيُحِبُّهُ اللهُ وَرَسُولُهُ يَفْتَحُ اللهُ عَلَى يَدَيْهِ
“Sungguh, besok betul-betul akan saya serahkan bendera perang ini kepada seseorang yan mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah akan memberi kemenangan lewat tangannya.”
Para sahabat bermalam sambil bertanya-tanya siapa orang yang akan diserahi bendera tersebut? Bahkan ‘Umar mengatakan: “Belum pernah aku berambisi untuk menjadi pemimpin kecuali pada malam itu.
Berjalanya Pertempuran
Penakhlukan Benteng Naim
Keesokan Harinya para sahabat segera merapat kerasulullah berharap mereka yang akan memegang Panji Perang karena ada jaminan Bahwa mereka yang mencintai Alllah dan rasulnya dan begitupun Allah dan Rasul Nya mencintai dirinya.
Rasulullah bertanya “
أَيْنَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ؟
“Di mana ‘Ali bin Abi Thalib?” Para sahabat menyahut: “Dia sakit mata, Wahai Rasulullah.”
Beliau perintahkan supaya dia dibawa ke hadapan beliau, lalu beliau ludahi kedua matanya dan mendoakannya. Akhirnya kedua mata itu sembuh seolah-olah tidak pernah sakit. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan bendera itu kepadanya.
Kata ‘Ali: “Wahai Rasulullah, apakah saya perangi mereka agar mereka jadi sama seperti kita (muslim)?” Beliau bersabda:
انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ، فَوَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Teruslah, jalan pelan-pelan hingga tiba di pekarangan mereka. Kemudian ajaklah mereka kepada Islam. Terangkan apa yang wajib atas mereka tentang hak Allah dalam Islam. Demi Allah, seandainya Allah beri petunjuk satu orang saja lewat dirimu, maka itu lebih baik bagimu daripada unta merah.”
Penakhlukan Benteng Na’im Yang pertama kali dtakhlukan adalah benteng Na’im , benteng ini ibarat Ujung tombak kaum yahudi karena letaknya yang strategis benteng ini merupakan basis Marhab seorang pahlawan Yahudi yang kekuatanya sebanding dengan seribu orang. Ali bin abi tholib dan pasukanya menuju benteng ini Sesampainya di sana Ali bin Abi Tholib menyeru Kaum Yahudi Untuk Masuk Agama Islam Namun di tolak mentanth – mentah oleh kaum yahudi , keluarlah si marhab mengajak duel satu lawan satu dengan membaca syair
Khaibar tahu aku adalah Marhab Senjata ampuh pahlawan kawakan
Jika perang telah mulai, diapun berkobar
Mendengar ini, ‘Amir paman Salamah bin Al-Akwa’ turun ke gelanggang menyambut tantangan Marhab perang tanding.
Khaibar tahu aku adalah ‘Amir Senjata ampuh pahlawan di medan laga
akhirnya mereka berduel , pedang marhab mengenai perisai Amir bin akwa , lalu beliau menunduk ingin menebas kaki marhab tapi tidak berhasil lantaran pedangnya pendek , namun tidak putus asa amar terus berusaha menebas kaki marhab hingga justru pedangnya mengenai lutut amir bin akwa sendiri dan akhirnya beliau syahid.
Rasul bersabda : sesungguhnya dia mendapat 2 pahala dia telah berusaha dan telahberjuang , sedikit sekali orang arab yang seperti itu.
Marhab kembali menantang duel dengan Syairnya , ‘Ali pun membalas: Akulah yang dinamai ibuku Haidarah (singa kecil) Bak singa rimba yang menakutkan Aku sempurnakan mereka dengan sha’ sebanyak cidukan ‘Ali pun berjalan mendekati benteng. Tiba-tiba salah seorang Yahudi melihat dari atas benteng, lalu bertanya: “Siapa engkau?” Kata ‘Ali: “Aku ‘Ali bin Abi Thalib.” Yahudi itu berseru: “Kamu menang, demi yang diturunkan kepada Musa.” Ali berhasil menebas leher Marhab sampai Marhab tewas[2], Setelah Itu keluarlah saudaranya, Yasir sambil berkata: “Siapa yang berani bertanding?” Lalu majulah Az-Zubair menyambut tantangannya.
Shafiyyah ibunya berkata: “Wahai Rasulullah, dia akan membunuh anakku?” Kata beliau: “Bahkan puteramulah yang akan membunuhnya, insya Allah.” Az-Zubair pun berhasil membunuhnya. Kemudian orang-orang Yahudi lari masuk ke dalam bentengnya yang bernama .
Penakhlukan Benteng sha’b Bin Muadz
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengepung benteng ini 3 Hari di bawah Komando Hubbab Bin Mundzhir Al Anshori Di benteng Inilah Yahudi menyimpan Makanan dan Kekayaan. Pada pertempuran ini kaum muslimin merasakan lapar yang berat. Mereka mulai menyembelih keledai jinak, tapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mereka memakannya.
Rasulullah Mengadu Kepada Allah atas Kondisi Ini “ Ya Allah sesungguhnya Engkau Tau keadaan Mereka , Mereka tidak memiliki kekuatan dan aku tidak dapat memberikan Apa – apa kepada mereka, Maka Bukakanlah kepada mereka Benteng yang paling besar untuk mencukupi kebutuhan mereka.dan yang paling banyak menyimpan bahan makanan.
Setelah Rasulullah berdoa lalu memerintahkan menyerang benteng ini terjadi pertempuran sengit di depan benteng Ini Hari Itu Juga ( Hari ke 3 ) sebelum matahari tenggelam benteng sudah di kuasai oleh kaum muslimin.
Di dalamnya Rasulullah Bukan Hanya menemukan Makanan namun juga menemukan Persenjataan dan Tank – Tank Tradisional
Penakhlukan Benteng Zubair.
Setelah jatuhnya 2 Benteng itu, orang Yahudi memindahkan kekuatanya ke benteng Az-Zubair, di atas bukit Qullah. , jalanan untuk menuju benteng ini sangat sulit tidak bisa di Lalui Oleh Kuda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengepungnya tiga malam. Lalu datanglah seorang lelaki Yahudi bernama ‘Azaal dan berkata: “Wahai Abul Qasim (kuniah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), sebetulnya, walaupun engkau kepung selama sebulan, mereka tidak peduli. Mereka punya mata air untuk minum di bawah tanah. Mereka bisa keluar di malam hari lalu minum dari telaga itu lalu pulang ke benteng mereka dan bertahan dari engkau. Kalau engkau putus jalur air minum mereka, tentu mereka akan menyerah.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai memutus jalur minuman mereka. Setelah persediaan air mereka putus, mereka keluar dan menyerang hebat.
Terjadilah Pertempuran Dasyat di sini Terbunuhlah beberapa orang dari muslimin, sedangkan di pihak Yahudi ada puluhan orang Luka-Luka .Namun Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil menaklukkannya.
Penakhlukan Benteng Ubay
Kaum Yahudi memindahkan ke benteng Ubay di benteng ini terdapat Jagoan – jagoan Yahudi yang kemudian menantang duel satu lawan satu namun kemudian jagoan tersebut tewas.
Adalah Abu Dujana Simak Bin Kharasyah Al Anshori yang menjadi salah satu jago dalam perang ini , setelah berhasil menang dalam duel lalu menyerbu benteng di ikuti oleh pasukan kaum muslimin Orang – orang yahudi berhamburan dan mencari perlindungan di Benteng Nazar yang merupakan Benteng terkuat di Khaibar.
Penakhlukan Benteng Nazar
Benteng Nazar merupakan benteng Yang terkuat Letak nya juga di Puncak Gunung Oleh karena Yahudi yakin bahwa benteng ini tidak mungkin ditembus oleh kekuatan Muslimin, maka Yahudi memusatkan semua warganya di sini termasuk perempuan dan anak – anak , termasuk militernya
Mereka tidak mau keluar, baik perang tanding ataupun menyerang dengan membuka benteng
Mereka hanya melempari dengan Anak Panah dan dan bongkahan batu, Pasukan Muslimin pun merasa kesulitan mencari titik kelemahan benteng Bentengnya tinggi dan kuat Kiri kanan dan belakangnya sama sekali tidak bisa diserang, karena tebing curam.
Sampai akhirnya Rasulullah SAW memerintahkan menggunakan al Manjaniq dan akhirnya berhasil menjebol benteng tersebut Yahudi tidak mampu untuk kabur lagi sekalipun ada yang bisa mereka akan meninggalkan anak dan istri – istri mereka.
Mereka yang Kabur menuju wilayah ke dua di Khaibar Yaitu Wilayah Katibah
Pengepungan Di Wilayah Katibah
Para Ahli sejarah berbeda pendapat apakah dalam Pengepungan Benteng – benteng di Wilayah ini melalui jalan pertempuran atau tidak Ibnu Ishaq mengatakan ada pertempuran sedangkan Al Waqidi menyatakan Tidak ada Pertempuran Mussuh menurut beliau di tawari menyerah.
Menurut Syafiurahman Al Mubarokfurry “ Yang jelas rasulullah memerintahkan mengepung Benteng – benteng di wilayah ini selama 14 Hari dan mengempur dengan manjanik , Yahudi sama sekali tidak keluar untuk melawan sampai akhirnya mereka yaqin dengan kekalahan mereka dan akhirnya menyerah dan minta damai “
Permintaan Damai Yahudi
Tampilah Ibnu Abil Huqaiq sebagai Negosiator dia berunding dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meminta agar di jamin keamananya , Keluar dari Khaibar membawa anak-anak mereka dan sebagai konpensasi mereka meninggalkan harta mereka termasuk Emas , Kuda, Khimar , Tanah kecuali pakaian yang melekat pada tubuh mereka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujui permintaan mereka Rasulullah mengatakan : Aku membebaskan kalian dari Perlindungan dari Allah dan rasulnya Jika ternyata kalian menyembunyikan sesuatu dari ku .
Tapi mereka menyembunyikan kekayaan Huyai bin Akhthab yang dahulu dibawanya pindah dari Madinah (dalam peristiwa pengusiran Bani Nadhir). Beliau menemui Kinanah Ibnu Rabi’ Yang bertanggung jawab atas harta simpanan tersebut dan bertanya: “Mana kantung kulit yang dibawa Huyai dari Bani Nadhir?” Katanya: “Habis untuk belanja dan perang.” Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Masanya begitu singkat, sedangkan harta itu sangat banyak?” Lalu beliau menyerahkannya kepada Az-Zubair, lalu diapun disiksa sampai mengaku.
Selanjutnya Rasulullah menyerahkan Kinanah kepada Muhamad Bin Maslamah diapun memenggal kepala kinanah sebagai Qishos atas kematian saudaranya Mahmud bin maslamah ketika penyerbuan benteng Na’im.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghukum mati dua putera Ibnu Abil Huqaiq Karena menyembunyikan Harta kekayaan Huyay yang salah satunya adalah suami Shafiyyah bintu Huyai bin Akhthab. Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menawan wanita dan anak-anak mereka serta membagi-bagi harta mereka .
Pembagian Harta Rampasan Perang
Rasulullah ingin membersihkan Khaibar dari Yahudi Namun kemudian Yahudi mengemis minta diizinkan agar bisa tetap tinggal di Khaibar , Ya Muhamad biarkan kami tetap di tanah ini agar kami bisa mengolahnya, kami lebih berpengalaman dalam hal ini dari pada kalian,
Dan memang kenyataan Nabi saw dan para sahabat tidak Cukup tenanga untuk mengolah tanah itu dan harus mondar – mandir Madinah – Khaibar. Akhirnya rasulullah menyepakati hal itu Namun rasulullah meminta sistem bagi Hasil dan Hitung – Hitunganya di serahkan kepada Abdullah Bin Ruwahah.
dibagi menjadi 36 bagian. Tiap-tiap bagian terbagi lagi menjadi 100 bagian. Dengan demikian, seluruhnya ada 3.600 bagian. Untuk Rasulullah saw. dan seluruh kaum muslimin adalah separonya, yaitu 1.800 bagian, di antaranya satu bagian menjadi milik pribadi Rasulullah saw., seperti halnya seorang muslim lainnya. Adapun separo yang lain, yaitu 1.800 bagian, dibagi secara tersendiri untuk para pejuang. Satu bagian milik Rasulullah saw. itu digunakan untuk mengatasi bencana-bencana dan musibah-musibah yang beliau alami dalam mengurus urusan-urusan kaum muslimin.
Yang menjadikan separo itu dibagi 1.800 bagian, tak lain karena harta rampasan Khaibar itu sebenarnya sajian dari Allah Ta’ala untuk para pejuang Hudaibiyah, baik yang mengikuti Perang Khaibar maupun yang tidak. Mereka ada 1.400 orang, ditambah 200 ekor kuda. Setiap kuda mendapat 2bagian. Karena itu, dibagi menjadi 1.800 bagian. Dengan demikian, setiap penunggang kuda mendapat 3 bagian, sedang setiap pejalan kaki mendapat satu bagian.
Saking banyaknya Harta Rampasan Di Khaibar Kaum Muslimin sampai mengeluarkan statemen “ Kami tidak pernah kenyang makan Kurma sampai Kami Menakhlukan Khaibar , Bahkan setelah Pulang kemadinah kaum Muhajir mengembailikan Pohon – Pohon Kurma yang dahulu di berikan oleh kaum anshar karena mereka sudah punya banyak Pohon Kurma di Khaibar.
Kedatangan Ja’far Bin Abu Tholib dan Keluarga Asy’ari.
Ketika perang khaibar sedang berlangsung datanglah sepupu rasulullah Ja’far bin Abi Tholib dan Abu Musa Al – Ansory beserta keluarga.
sampailah kepada kami berita keluarnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Khaibar, ketika kami masih di Yaman. Kamipun berangkat hijrah kepada beliau –saya dengan dua orang saudara– bersama 50 orang lebih dari kabilahku naik kapal. Tapi kami terdampar di kerajaan Najasyi, dan ternyata kami bertemu dengan Ja’far beserta teman-temannya. Dia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus kami dan memerintahkan kami menetap di sini, maka tinggallah bersama kami.”
Maka kamipun tinggal di sani sampai kami pulang menjumpai Rasulullah Pertemuan kami dengan Rasulullah tepat setelah Beliau berhasil menakhlukan Khaibar. Beliau memberi kami Harta rampasan perang dan beliau tidak membagi Rampasan perang kepada siapapun yang tidak ikut serta dalam perang Khaibar ini, selain kepada para penumpang kapal bersama Ja’far dan teman-temannya.
Begitu melihat Ja’far dan rombongannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyambut dan mencium keningnya seraya berkata:
وَاللهِ مَا أَدْرِي بِأَيّهِمَا أَفْرَحُ بِفَتْحِ خَيْبَرَ أَمْ بِقُدُومِ جَعْفَرٍ؟
“Demi Allah, aku tidak tahu mana yang lebih menggembirakanku, jatuhnya Khaibar ataukah datangnya Ja’far?”
Kedatangan Rombongan ini adalah Buntut di utusnya Amr bin Umayah kepada Najasyi, Rasulullah meminta kepada Najasyi untuk memfasilitasi kepulangan Para Muhajirin tersebut Najasyi menyediakan 2 Buah perahu untuk mereka Jumlah mereka ada 16 Laki2 beberapa perempuan dan anak2 , sementara sisanya Pulang kemadinah sebelum itu.
Pernikahan Rasulullah dengan Syafiyah.
Sudah di kutip diatas jika syafiah adalah seorang tawanan perang jika dilihat riwayat nya ke belakang syafiah adalah sayyidah (wanita terhormat) dari Bani Quraidzah dan Bani Nadzir[3].
Saat para tawanan di Kumpulkan Dhiya Al Kalbi menemui Rasulullah dan mengatakan Nabiullah berikanlah aku seorang tawanan Perempuan ?
Rasul menjawab : Pergi dan Ambillah .
Dhiyah pergi lalu mengambil syafiah namun tidak lama kemudian seorang sahabat berkata “Ya Rasulullah, engkau memberikan bagian kepada Dahiyyah, Shafiyah binti Huyay, putri pemimpin Bani Quraizhah dan Bani Nadhir, padahal Shafiyah hanya layak untuk engkau.”
Rasulullah bersabda, “Panggil Dahiyyah bersama Shafiyah.”
Dahiyyah datang membawa Shafiyah. Setelah Rasulullah melihat Shafiyah, beliau berkata kepada Dahiyyah, “Ambillah budak yang lain dari tahanan yang ada.”
Dahiyyah pergi tanpa membawa pulang Shafiyyah, dia memilih tahanan yang lain untuk dijadikan budak. Sementara Rasulullah mempunyai bagian harta perang, yang biasanya dikenal dengan istilah shafi (jarahan perang yang dipilih pemimpin untuk dirinya). Rasulullah bebas dalam memilih, apakah ingin memilih budak laki-laki, budak perempuan, atau kuda, selama belum melebihi seperlima.
Rasulullah memberikan pilihan kepada Shafiyah, apakah ingin dimerdekakan, kemudian akan dikembalikan kepada kaumnya yang masih hidup di Khaibar, ataukah ingin masuk Islam kemudian dinikahi oleh Rasulullah. Shafiyah memilih untuk masuk Islam dan menikah dengan beliau, dengan maskawin kemerdekaannya.
Pada saat itu, Shafiyah berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, saya memeluk Islam dan saya sudah percaya kepadamu sebelum engkau mengajak saya. Saya sudah sampai pada perjalananmu. Saya tidak punya keperluan kepada orang-orang Yahudi. Saya sudah tidak mempunyai bapak, dan tidak mempunyai saudara yang merdeka. Lalu untuk apa saya kembali kepada kaumku?”
Ketika Rasulullah sampai di shaba’ Umu sulaim merias wajah Shafiyah dan mengadakan walimah dengan hidangan tepung , kurma dan keju beliau berada di tempat ini selama 3 hari saat itu beliau melihat “Ada memar di kedua wajah Shafiyah. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Shafiyah, ‘Ada apa di kedua matamu?’ Shafiyah berkata, ‘Aku pernah berkata kepada suamiku, ‘Aku bermimpi bulan turun di bilik kamarku Tidak demi Allah aku tidak pernah menyebut –nyebut dirimu sama sekali ’ Namun kemudian kuceritakan mimpi itu kepada suamiku kemudian suamiku menamparku sambil berteriak marah , ‘Apakah engkau membayangkan penguasa Yatsrib (Madinah)Itu bukan ?
Pada saat Rasulullah bermalam dengan Shafiyah binti Huyai di kemah beliau, sedang Abu Ayyub Khalid bin Zaid saudara Bani An-Najjar semalam suntuk menghunus pedang menjaga dan mengelilingi kemah beliau. Keesokan harinya, Rasulullah melihat Abu Ayyub di sekitar kemah, kemudian bersabda, 'Ada apa denganmu wahai Abu Ayyub?' Abu Ayyub menjawab, 'Wahai Rasulullah, aku khawatir wanita ini (Shafiyah) men-celakakanmu, karena kita telah membunuh ayah, suami, dan kaumnya. Ia baru saja masuk Islam, jadi, aku khawatir ia mencelakakanmu'. Para ulama meyakini bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Ya Allah, jagalah Abu Ayyub, sebagaimana ia semalam suntuk menjagaku'."
Daging Kambing Beracun .
"Ketika Rasulullah merasa kondisi telah nyaman dengan penakhlukan Khaibar , beliau dihadiahi kambing bakar oleh Zainab binti Al-Harits istri Sallam bin Misykam. Sebelum itu, Zainab bertanya-bertanya daging bagian mana yang paling di sukai Rasullah dan akhirnya dia mendapatkan Informasi jika yang paling di sukai adalah Paha Kambing. . Zainab membubuhkan racun sebanyak mungkin ke lengan kambing, meracuni semua daging kambing, dan menghidangkan kepada Rasulullah. Beliau mengambil lengan kambing, mengunyah sedikit daripadanya, tidak menelannya, dan memuntahkannya. Sedang Bisy bin Al-Barra' bin Ma'rur yang ketika itu bersama beliau mengambil seperti beliau dan menelannya. Beliau bersabda, 'Sesungguhnya tulang kambing tersebut memberitahuku bahwa ia beracun'. Beliau memanggil Zainab dan ia mengakui meracuni kambing bakar tersebut. Beliau bertanya kepada Zainab, 'Kenapa engkau berbuat seperti itu?'. Zainab menjawab, 'Engkau telah bertindak terhadap kaumku seperti engkau ketahui. Oleh karena itu, aku berkata, 'Jika ia (Muhammad) seorang raja maka aku bisa membunuhnya dan jika seorang nabi maka ia akan diberitahu'. Rasu-lullah memaafkan Zainab, sedang Bisyr meninggal dunia karena makanan yang dimakannya". Karena terbunuhnya Bisyr ini akhirnya wanita ini di Qishosh.
Korban – Korban Perang Khaibar.
Mereka yang mati syahid dari kaum muslimin dalam Perang Khaibar berjumlah 16 orang: 4 orang dari Quraisy, seorang dari Asyja’, seorang dari Aslam, seorang dari penduduk Khaibar, dan selebihnya dari para sahabat Anshar. Adapun korban dari pihak kaum Yahudi ada 93 orang , memang banyak perbedaan pendapat disini ada yang menyebutkan kaum muslimin yang menjadI Syuhada ada 81 orang ada pula 91 orang namun isyaallah yang shohih adalah 4 Orang.
0 Komentar